TUGAS 2
INDIVIDU
Kasus Penentuan ide
pokok
ESDM Perluas Penerapan Biodiesel ke Solar Nonsubsidi pada
2018
Pebrianto
Eko WicaksonoPebrianto Eko Wicaksono
01 Jan 2018,
20:00 WIB (Penentuan
ide pokok )
Pemerintah
Bakal Cabut Izin Usaha Bila Tak Campur 15% BBN
Kementerian
ESDM juga akan terus mengawasi proses pencampuran biodiesel sebesar 15 persen.
Liputan6.com,
Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menerapkan
campuran 20 persen minyak sawit (biodiesel) ke solar nonsubsidi. Hal tersebut
mulai diberlakukan pada 2018.
Direktur
Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida
Mulyana mengatakan, pemerintah menargetkan penyerapan biodiesel sebanyak 3,5
juta kilo liter (kl) pada 2018. Jumlah itu meningkat 1 juta (kl) dari target
2017 2,5 juta kl.
"2018
kita di kasih target 3,5 juta kl tambah 1 juta," kata Rida, di Jakarta,
Senin (1/1/2018).
"Memperluas
ke non PSO (subsidi), Perluasannya tahun depan periode ke enam
Mei-Oktober," tutur dia.
Rida
mengungkapkan, perluasan pencampuran biodiesel ke solar nonsubsidi hanya
berlaku pada industri khususnya kendaraan operasional pertambangan, bukan solar
non subsidi untuk alat transportasi darat umum. Industri terpilih menerapkan
campuran biodiesel 20 persen, karena sebelumnya secara sukarela sudah
melakukan hal tersebut.
"Pesan
pak menteri mengingatkan agar semua pihak, harus sepakat dulu. Selama ini sudah
ada yang pakai 15 persen," tutur Rida.
Kementerian
ESDM Lanjutkan Ujicoba Biodiesel di Kereta Api
Sebelumnya,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal kembali melakukan uji
coba Biodiesel-20 (B-20) pada kereta api. Kemudian pada tahun depan,
kementerian juga akan melakukan studi awal penggunaan Biodiesel-30 (B-30) untuk
transportasi darat selain kereta api.
Hal tersebut
diungkapkan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar dalam Workshop Media di
Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dia menyampaikan, saat ini kajian
B-30 akan memasuki uji awal di lapangan.
“Kajiannya
sudah selesai, namun demikian ada tes lapangan juga ini sekarang sedang
persiapkan di lapangannya, akan dicoba pada transportasi darat selain kereta
api,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 17 Desember 2017.
Arcandra
menjelaskan, butuh waktu dalam masa peralihan dari B-20 menuju B-30. Di samping
itu, uji coba terus dilakukan agar ke depannya penerapan B-30 pada transportasi
darat tidak menemui kendala. Menurut dia, implementasi B-30 menunggu
terselesaikannya kendala yang ada di B-20. “Kita masih akan menguji B-20 untuk
kereta api, akan dibuktikan apakah B-20 comply dengan sistem kereta api
sekarang,” kata dia.
Sementara
itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana
menambahkan, hasil kajian menunjukkan adanya perbedaan injector pada kereta api
dengan injector mobil diesel.
Hal ini
menyebabkan lebih sulit dalam mengaplikasikan biodiesel untuk kereta."Kami
sudah tes dan sudah cek, injector dua merk berbeda kereta dan mobil diesel,
hasilnya injector pada kereta lebih lunak, tidak tahan terhadap biodiesel.
Mungkin menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kali keluar api pada mesin lokomotif
kereta," ungkap Dadan.
Dia
menjelaskan, saat ini sedang disiapkan uji coba dengan Kereta Api
Bandung-Jakarta. "Uji coba ini akan mulai dilakukan pada periode
Januari-Maret. Kami juga tidak ingin ada perbedaan terhadap sistem mesin dari
penggunaan B-20 pada kereta ini nantinya," tandas dia.
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnis.liputan6.com/read/3212236/esdm-perluas-penerapan-biodiesel-ke-solar-nonsubsidi-pada-2018?source=Search&medium=InstantSearch
Tidak ada komentar:
Posting Komentar